Pembangunan Ekonomi
1. Pengertian
Sebelum tahun 1970, pembangunan diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang. Dalam pengertian tersebut pembangunan
semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi sehingga pembangunan
yang dilaksanakan hanya mengedepankan pembangunan bidang ekonomi
dan mengesampingkan pembangunan bidang lainnya. Hasilnya memang
terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun tidak disertai dengan
perbaikan taraf hidup sebagian besar masyarakat, justru tingkat kemiskinan
absolut semakin tinggi, ketimpangan pendapatan semakin mencolok, jumlah
pengangguran semakin besar, dan utang luar negeri yang semakin
membengkak.
Sekarang ini pengertian pembangunan sudah jauh lebih berkembang.
Penekanannya tidak hanya pada bidang ekonomi. Salah satunya seperti
dikemukakan Todaro (2000) bahwa pembangunan merupakan suatu proses
multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas
struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di
samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Dari dua pengertian pembangunan di atas tentunya kalian dapat
melihat perbedaannya, bukan?
2. Tujuan
Jika kalian melakukan sesuatu tentunya memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya, kamu menuntut ilmu setiap hari karena ingin meraih
prestasi belajar yang terbaik. Demikian juga dengan negara dalam melakukan
pembangunan tentunya memiliki tujuan yang ingin diwujudkan untuk
rakyatnya, yaitu
a. meningkatkan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam
barang kebutuhan pokok hidup, seperti pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, dan keamanan;
b. meningkatkan standar hidup, yang meliputi peningkatan pendapatan,
penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas
pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan
kemanusiaan sehingga selain secara materiil meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, juga menumbuhkan jati diri sebagai pribadi
dan bangsa;
c. memperluas pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu
serta bangsa secara keseluruhan dengan membebaskan diri dan bangsa
dari sikap menghamba dan ketergantungan terhadap orang lain atau
bangsa lain.
Dengan demikian, pembangunan memiliki tiga nilai inti, yaitu
a. kecukupan, artinya kemampuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan
dasar;
b. jati diri, artinya menjadi manusia yang seutuhnya;
c. kebebasan dari sikap menghamba, artinya kemampuan untuk
menentukan pilihan sendiri.
Untuk lingkup internasional, pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB pada
tahun 1990 telah disusun tujuan pembangunan internasional atau dikenal
dengan tujuan pembangunan milineum, yang berlanjut dengan
penandatanganan Deklarasi Milenium (The Millennium Declaration) pada
tahun 2000 oleh 189 pemerintahan negara-negara anggota PBB, termasuk
Indonesia. Tujuan Pembangunan Milenium adalah komitmen dari komunitas
internasional terhadap pengembangan visi mengenai pembangunan yang
secara kuat mempromosikan pembangunan manusia sebagai kunci untuk
mencapai pengembangan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan dengan
menciptakan dan mengembangkan kerja sama dan kemitraan global.
Adapun Tujuan Pembangunan Milenium (1990-2015) adalah sebagai berikut.
a. Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan
Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan
kurang dari 1 US$ sehari dan mengalami kelaparan.
b. Mencapai pendidikan dasar secara universal
Memastikan bahwa setiap anak laki-laki dan perempuan mendapatkan
dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
c. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan
dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
d. Mengurangi tingkat kematian anak
Mengurangi tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun hingga
dua pertiga.
e. Meningkatkan kesehatan ibu
Mengurangi rasio kematian ibu hingga 75% dalam proses melahirkan.
f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan
gejala malaria dan penyakit berat lainnya.
g. Menjamin keberkelanjutan lingkungan
1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
dalam kebijakan setiap negara dan program serta
merehabilitasi sumber daya lingkungan yang hilang.
2. Pada tahun 2015 diharapkan jumlah orang yang tidak memiliki
akses air minum yang layak dikonsumsi berkurang setengahnya.
3. Pada tahun 2020 diharapkan dapat mencapai perbaikan kehidupan
yang signifikan bagi sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di
daerah kumuh.
h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
1. Mengembangkan lebih jauh perdagangan terbuka dan sistem
keuangan yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan
manajemen yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan
tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
2. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara
tertinggal, negara-negara terpencil, dan kepulauan-kepulauan kecil.
3. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai
masalah utang negara-negara berkembang.
4. Mengembangkan usaha produktif yang baik dijalankan untuk
kaum muda.
5. Dalam kerja sama dengan pihak swasta, membangun penyerapan
keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi
informasi dan komunikasi.
3. Indikator
Setiap akhir semester tentunya kalian menerima buku laporan hasil
belajar yang memberikan gambaran sampai sejauh mana prestasi belajar
yang telah dicapai. Demikian juga dengan pembangunan yang telah
dilakukan oleh suatu negara yang memerlukan indikator yang menggambarkan
secara komprehensif terjadinya pembangunan dan hasil-hasilnya
serta melihat dampak positif atau negatif dari pembangunan tersebut.
Indikator adalah petunjuk yang memberikan indikasi tentang suatu keadaan
dan merupakan refleksi dari keadaan tersebut.
Secara garis besar indikator yang digunakan untuk mengukur
pembangunan meliputi berikut ini.
a. Indikator ekonomi, di antaranya:
1. laju pertumbuhan ekonomi, yaitu proses kenaikan output per
kapita dalam jangka panjang;
2. Produk Nasional Bruto (Gross National Income/GNI) per kapita,
yaitu pendapatan nasional bruto dibagi dengan jumlah populasi
penduduk.
b. Indikator sosial, di antaranya:
1. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI),
yaitu indeks komposit dari indeks harapan hidup, indeks
pendidikan (indeks melek huruf dan indeks rata-rata lama
sekolah), dan indeks standar hidup layak;
2. Indeks Mutu Hidup (Physical Quality Life Index/PQLI), yaitu indeks
komposit (gabungan) dari tiga indikator, yaitu harapan hidup pada
usia satu tahun, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
4. Masalah Pokok Pembangunan
Pada dasarnya tujuan dari suatu negara melaksanakan pembangunan
adalah untuk mengatasi atau keluar dari masalah-masalah yang selama ini
dihadapi. Setidaknya ada tiga masalah pokok yang dihadapi oleh suatu
negara, terutama negara sedang berkembang dan negara terbelakang yaitu
kemiskinan, ketimpangan dalam distribusi pendapatan, dan pengangguran.
a. Kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan masalah bagi setiap negara.
Masalah kemiskinan mendorong setiap negara untuk melakukan
pembangunan. Masalah kemiskinan ini harus diatasi karena memiliki
dampak yang sangat luas bagi kehidupan seseorang ataupun suatu
bangsa, baik dari dimensi ekonomi maupun nonekonomi.
b. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan
Masalah kemiskinan seringkali dihubungkan dengan masalah
ketidakmerataan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus tidak selalu dapat mengurangi tingkat kemiskinan atau
pertumbuhan ekonomi tidak berkorelasi positif dengan distribusi
pendapatan. Ketimpangan distibusi pendapatan membuat jurang si
kaya dan si miskin semakin curam yang mengakibatkan terjadinya
kecemburuan sosial dan berpotensi untuk memicu terjadinya berbagai
tindakan kriminal.
c. Pengangguran
Ketenagakerjaan dalam Pembangunan Ekonomi 15
Masalah pengangguran merupakan masalah pokok dan bersifat
jangka panjang yang harus dihadapi oleh suatu negara. Sekalipun suatu
negara memiliki pengangguran sama dengan nol atau negatif, belum
tentu negara tersebut tidak memiliki masalah pengangguran karena
pengangguran itu sendiri memiliki banyak kategori.
d. Inflasi
Terjadinya kemerosotan nilai uang akibat jumlah uang yang
beredar terlalu banyak sehingga memicu kenaikan harga barang-barang
akan berdampak pada menurunnya pendapat riil orang-orang yang
berpenghasilan tetap sehingga daya belinya ikut menurun. Penurunan
daya beli masyarakat akan berdampak pada dunia usaha, karena
perusahaan akan mengurangi kapasitas peroduksinya, atau bahkan
menghentikan produksinya. Akibatnya terjadi PHK yang akan
meningkatkan jumlah pengangguran. Inflasi yang tinggi juga membawa
dampak pada meningkatnya suku bunga, yang akan membuat
perbankan terpuruk. Itulah mengapa inflasi termasuk ke dalam masalah
pokok pembangunan, sebab inflasi yang meningkat tajam akan
menganggu kestabilan perekonomian nasional.
5. Hambatan-hambatan dalam Pembangunan
Dalam melaksanakan pembangunan, suatu negara tidak terlepas dari
berbagai hambatan. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam proses
pembangunan, antara lain sebagai berikut.
a. Perkembangan penduduk yang tinggi dengan tingkat pendidikan
(pemilikan ilmu dan pengetahuan) yang rendah. Perkembangan
penduduk yang tinggi dapat menjadi penghambat dalam proses
pembangunan manakala tidak disertai kompetensi yang dibutuhkan
untuk dapat menghasilkan dan menyerap produksi yang dihasilkan.
Perkembangan penduduk yang tinggi juga menyebabkan tingkat
kesejahteraan masyarakat tidak mengalami pertambahan yang berarti,
bahkan dalam jangka panjang dapat menurun.
b. Perekonomian yang bersifat dualistik. Perekonomian yang bersifat
dualistik merupakan hambatan bagi proses pembangunan karena
menyebabkan produktivitas berbagai kegiatan produktif sangat rendah
dan usaha-usaha untuk mengadakan perubahan sangat terbatas, di
antaranya dualisme sosial dan dualisme teknologi.
c. Pembentukan modal yang rendah. Tingkat pembentukan modal yang
rendah merupakan hambatan utama dalam pembangunan ekonomi.
Pembentukan modal di negara sedang berkembang, seperti lingkaran
yang tidak memiliki ujung pangkal, produtivitas yang rendah
mengakibatkan pendapatan riil juga rendah sehingga tingkat tabungan
dan tingkat investasi juga rendah, dengan demikian, pembentukan
modal yang terjadi juga rendah.
d. Struktur ekspor yang didominasi ekspor bahan mentah. Struktur ekspor
berupa bahan mentah hasil industri primer (pertanian, pertambangan,
dan kehutanan) lebih banyak merugikan karena permintaan atas bahanbahan
mentah lebih inelastis daripada permintaan barang-barang
industri. Akibatnya, volume ekspor cenderung lebih lambat daripada
volume impor sehingga dalam jangka panjang akan berdampak negatif
terhadap neraca pembayaran. Hal ini tentu saja dapat menghambat
proses pembangunan.
e. Proses sebab akibat kumulatif. Hambatan lain dalam proses
pembangunan disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan oleh
daerah yang sudah lebih maju. Keadaan-keadaan yang menghambat
pembangunan ini disebut back wash effect, di antaranya:
1. perpindahan penduduk dari daerah miskin ke daerah yang lebih
maju, umumnya penduduk yang pindah lebih muda dan memiliki
pendidikan yang lebih baik serta etos kerja yang tinggi daripada
penduduk yang tetap tinggal di daerah miskin;
2. karena kurangnya permintaan modal di daerah miskin dan modal
akan lebih terjamin dan menghasilkan pendapatan yang lebih
tinggi di daerah yang sudah lebih maju maka modal akan lebih
mengalir ke daerah yang lebih maju;
3. pola perdagangan dan kegiatan perdagangan terutama didominasi
oleh industri-industri di daerah yang lebih maju, yang
menyebabkan daerah miskin mengalami kesukaran dalam
mengembangkan pasar hasil industrinya sehingga memperlambat
perkembangan di daerah miskin;
4. jaringan transportasi dan komunikasi di daerah maju yang jauh
lebih baik daripada daerah miskin menyebabkan kegiatan
produksi dan perdagangannya dapat dilaksanakan lebih efektif
dan efisien.
No comments:
Post a Comment