Kiss - Because I'm A Girl

Pages

Thursday, February 25, 2010

BAHASA INDONESIA

Mencatat Apa dan Siapa yang Dibicarakan dalam Diskusi
Kemampuan berkomunikasi seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya.
Komunikasi seseorang akan baik dan terlatih apabila sering berkomunikasi
dalam berbagai peristiwa dan beraneka ragam pendengarnya. Berbicara merupakan
keterampilan berbahasa secara nyata. Kegiatan ini dapat berlangsung
dengan bercakap-cakap, tanya jawab, berdialog, berpidato, dan berdiskusi/
seminar.
Seseorang agar memiliki keterampilan berbicara secara baik dan benar
dalam forum-forum diskusi/seminar, maka dia harus menguasai hal-hal berikut
ini.
a. Penguasaan masalah.
b. Penguasaan lafal dan intonasi.
c. Pengenalan situasi.
d. Keberanian berbicara.
e. Penguasaan bahasa/kekayaan kosakata dan gaya penyampaiannya.
f. Sering latihan/kebiasaan.
Tujuan berbicara dalam forum apa pun tentulah didorong oleh keinginan
untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada siapa yang diajak berbicara.
Dalam diskusi/seminar ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, mengingat
diskusi itu merupakan suatu forum musyawarah untuk memufakati suatu
masalah yang dihadapi bersama-sama.
Pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi.
a. Moderator
Seorang anggota diskusi/seminar yang ditunjuk oleh panitia seminar/diskusi
untuk memimpin jalannya diskusi sampai selesai.
b. Notula
Seorang anggota seminar yang ditunjuk oleh panitia dan moderator sebagai
pencatat dan perekam dalam proses jalannya seminar/diskusi.
c. Pembicara
Seorang ahli atau pakar yang dimintai oleh panitia untuk menjadi
pembicara atau memberikan materi dalam diskusi/seminar tersebut.
d. Peserta
Anggota seminar yang mengikuti seminar/diskusi dan mendaftar secara
langsung ataupun hanya sebagai partisipan.
Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi 7
Kewajiban-kewajiban peserta diskusi/seminar.
a. Berkemampuan mengusahakan terselenggarakannya diskusi secara lancar
dan tertib.
b. Sabar, adil, dan tidak memihak.
c. Mematuhi dan menjalankan peraturan diskusi yang telah dibuat/ditetapkan.
d. Bersama-sama anggota/sekretaris menyusun kesimpulan diskusi dan
    mengumumkannya.
e. Menguasai pokok-pokok masalah yang didiskusikan.

Hak peserta diskusi.
a. Mematuhi aturan berdiskusi
b. Menguasai/memahami pokok-pokok masalah.
c. Aktif menyumbangkan ide, gagasan, dan pokok-pokok pikirannya.
d. Menghargai pendapat orang lain.
e. Selalu menghindari sikap emosional dan alogis.
f. Mengajukan usul/pendapat setelah dipersilakan oleh ketua diskusi.

Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi,
Analogi, Sebab-Akibat

Pada tahap penarikan kesimpulan Anda akan diajak mempelajari pola
generalisasi, analogi, dan sebab-akibat sebagaimana dijelaskan sebagaimana
berikut.
a. Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala
khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh
gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku
umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam
pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan
fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan
spesifikasi atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut.
b. Analogi
Cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama.
Cara ini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
c. Sebab-Akibat
Adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang
berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.

GEOGRAFI

Objek Studi Geografi
Objek studi geografi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu objek material
dan objek formal.
1. Objek Material
Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek
material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
a. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini
    disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.
b. Atmosfer (lapisan udara), terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang
    dikenal sebagai troposfer.
c. Hidrosfer (lapisan air), baik yang berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
d. Biosfer (lapisan tempat hidup), yang terdiri atas hewan, tumbuhan, dan
    manusia sebagai suatu komunitas bukan sebagai individu.
e. Pedosfer (lapisan tanah), merupakan lapisan batuan yang telah mengalami
    pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.
    Jadi secara nyata objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat
    dan terjadi di muka bumi, seperti aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca,
    iklim, gunung api, udara, air serta flora dan fauna yang terkait dengan kehidupan
    manusia.

Konsep Esensial Geografi
Konsep esensial ilmu geografi mencakup konsep lokasi, jarak,
keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, pola, deferensiasi areal,
interaksi, dan keterkaitan keruangan.
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi. Secara pokok,
konsep lokasi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
a. Lokasi Absolut
    Lokasi ini menunjukkan letak yang tetap terhadap sistem grid atau koordinat.
    Untuk menentukan lokasi ini, harus menggunakan letak secara astronomis,
    yaitu berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak absolut bersifat tetap dan
    tidak berubah. Contohnya adalah suatu titik berlokasi pada 3 °LS dan 130 °BT
    terdapat di Papua. Selama standar penghitungan astronomis masih digunakan,
    maka titik lokasi tersebut tidak akan berubah.

b. Lokasi Relatif
    Lokasi relatif sering disebut dengan
    letak geografis. Lokasi relatif sifatnya
    berubah-ubah dan sangat berkaitan
    dengan keadaan sekitarnya.
    Contohnya adalah suatu daerah yang
    terpencil dan sangat jarang penduduknya,
    tetapi setelah bertahuntahun
    ternyata di daerah itu kaya akan
    tambang, sehingga menyebabkan
    daerah tersebut menjadi ramai penduduk.

2. Konsep Jarak
Jarak berkaitan erat dengan lokasi, dan dinyatakan dengan ukuran jarak
lurus di udara yang mudah diukur pada peta. Jarak dapat juga dinyatakan sebagai
jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan
maupun dengan satuan biaya angkutan. Jarak sebagai pemisah antara dua
tempat bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Jarak pada hakikatnya adalah pemisah antarwilayah atau tempat, tetapi
pengertian pemisah sekarang ini berubah sejalan dengan kemajuan-kemajuan
antara lain di bidang teknologi (khususnya sarana transportasi) dan komunikasi.
Dengan berbagai teknologi transportasi (pesawat terbang dan kereta api express)
dan teknologi komunikasi mutakhir (telepon seluler, mesin faksimili, dan internet)
orang dapat dengan mudah dan cepat dalam berhubungan dengan orang lain,
sehingga dewasa ini jarak bukan merupakan suatu faktor pemisah atau
penghambat dalam kehidupan manusia.

3. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan tidak selalu berhubungan dengan jarak. Keterjangkauan lebih
berhubungan dengan kondisi medan yang berkaitan dengan sarana angkutan
dan transportasi yang digunakan. Suatu tempat yang tidak memiliki jaringan
transportasi dan komunikasi yang memadai maka dapat dikatakan daerah tersebut
terisolasi atau terpencil. Ada beberapa penyebab suatu daerah mempunyai
aksesibilitas atau keterjangkauan yang rendah, di antaranya kondisi topografi daerah
tersebut yang bergunung, berhutan lebat, rawa-rawa, atau berupa gurun pasir.
Keterjangkauan atau aksesibilitas
suatu daerah yang masih rendah lamakelamaan
akan berubah menjadi lebih
baik seiring dengan perkembangan
kema-juan perekonomian dan teknologi.
Sebagai contoh kondisi fisik di wilayah
Pulau Jawa yang relatif datar mempunyai
aksesibilitas yang tinggi, dibandingkan
dengan Pulau Irian (Papua) yang
aksesibilitasnya rendah karena wilayahnya
berupa pegunungan dengan
lerengnya yang terjal.

4. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil
pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau sedimentasi.
Melihat peristiwa tersebut ada wilayah yang berbentuk pulau, pegunungan,
dataran, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi dataran adalah
perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia sebagai tempat bermukim,
untuk usaha pertanian, dan perekonomian. Pada umumnya, penduduk terpusat
pada daerah-daerah lembah sungai besar dan tanah datar yang subur. Wilayah
pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan sebagai permukiman.

5. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi atau pemusatan adalah kecenderungan persebaran penduduk
yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat
menguntungkan, karena kesamaan gejala ataupun faktor-faktor umum yang
menguntungkan. Penduduk di perkotaan cenderung tinggal secara mengelompok
pada tingkat sosial yang sejenis seperti permukiman elit atau mewah, permukiman
khusus pedagang, kompleks perumahan
pegawai negeri, atau permukiman
kumuh. Di daerah pedesaan,
pada umumnya penduduk
mengelompok di daerah dataran yang
subur.
Salah satu keuntungan yang
didapat dengan adanya aglomerasi
(pemusatan) penduduk dengan
tingkat kepadatan yang tinggi adalah
dimungkinkannya suatu sistem
ekonomi yang memanfaatkan jumlah
penduduk yang besar sebagai daerah
pemasaran atau pelayanan, namun
meliputi wilayah yang sempit.
Dari sini dimungkinkan suatu efisiensi
yang tinggi dalam produksi pengangkutan
barang maupun pengadaan
sarana pelayanan umum.

6. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu fenomena
di muka bumi bersifat relatif, artinya
nilai kegunaan itu tidak sama, tergantung
dari kebutuhan penduduk yang
bersangkutan. Misalnya, penduduk
yang tinggal di daerah pegunungan,
mereka menganggap daerah pegunungan
tidak memiliki nilai kegunaan
karena mereka berorientasi
pada sumber-sumber pertanian di daerah
dataran subur di bagian bawah (kaki
gunung). Sebaliknya, penduduk kota
menganggap pegunungan memiliki nilai kegunaan yang tinggi untuk rekreasi,
karena suasana alami pegunungan dapat menghilangkan penat akan hiruk pikuk
suasana perkotaan.

7. Konsep Pola
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di
permukaan bumi. Geografi juga berusaha memahami makna dari pola-pola
tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berkaitan dengan susunan,
bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Fenomena yang
dipelajari adalah fenomena alami dan fenomena sosial. Fenomena alami seperti
aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial
misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain.
Contoh Penerapan konsep pola di kawasan perkotaan yaitu, manusia membangun
kawasan permukiman dengan pola sedemikain rupa agar memudahkan
masyarakat mencapai tempat kerja, sekolah, pasar, sehingga mudah menciptakan
kehidupan sehari-hari yang nyaman dan sejahtera.

8. Konsep Deferensiasi Areal
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik
unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan
ciri khas bagi suatu wilayah (region). Misalnya, wilayah pedesaan dengan corak
khas area persawahan sangat berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri
atas area permukiman, pusat-pusat perdagangan dan terkonsentrasinya berbagai
utilitas kehidupan.
Wilayah pedesaan dan perkotaan ini secara bersama-sama dan terus-menerus
mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Deferensiasai areal
juga berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, misalnya mobilisasi penduduk
(transmigrasi, urbanisasi, imigrasi dan emigrasi), dan pertukaran barang dan jasa.

9. Konsep Interaksi/ Interdependensi
Interaksi adalah kegiatan saling memengaruhi
daya, objek, atau tempat yang
satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat
mengembangkan potensi sumber
daya alamnya dan kebutuhan yang tidak
selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan
tersebut mengakibatkan terjadinya
interaksi dan interdependensi antarwilayah.
Interaksi antara daerah pedesaan
dan perkotaan sangat penting peranannya
untuk pemenuhan kebutuhan hidup di
antara keduanya. Bentuk interaksi tersebut misalnya proses pengangkutan
hasil pertanian dari desa ke kota, dan proses
pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Interaksi juga terjadi antara
kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang dan
jasa, maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antara unsur
atau fenomena setempat dengan fenomena alam ataupun kehidupan.

10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang.
Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam dan fenomena kehidupan
sosial. Contohnya adalah keterkaitan antara tingkat erosi dengan kesuburan
tanah. Semakin besar tingkat erosi maka kesuburan tanah semakin berkurang.

SOSIOLOGI

Penelitian Sosial
1. Pengertian Penelitian Sosial
Untuk memahami pengertian penelitian sosial, terlebih dahulu
kita memahami makna dan arti penelitian itu sendiri. Tahukah kamu
apa yang dimaksud dengan penelitian? Cobalah bersama teman
sebangkumu berdiskusi menentukan pengertian penelitian.
Istilah lain dari penelitian adalah riset. Riset diambil dari kata
research yang berasal dari kata re (kembali) dan search (mencari),
sehingga secara etimologis istilah penelitian diartikan sebagai
”mencari kembali”, yaitu mencari bukti-bukti baru yang dikembangkan
menjadi teori untuk memperdalam dan memperluas ilmu tertentu.
Setiap ilmuwan-ilmuwan baik eksakta maupun sosial melakukan
penelitian didasari adanya rasa ingin tahu atau curiosity. Dengan rasa
ingin tahu itulah mereka melakukan penelitian demi memperdalam
dan memperluas ilmu yang digelutinya. Dengan kata lain, penelitian,
merupakan suatu upaya sistematis melalui prosedur dan langkahlangkah
tertentu untuk mencari jawaban atas suatu masalah.
penelitian sosial, penelitian eksploratif, penelitian verifikatif,
penelitian pengembangan, penelitian survei,
penelitian expost facto, penelitian eksperimen,
penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif,
rancangan penelitian, topik penelitian,
rumusan masalah, subjek penelitian.
Melalui penelitian sosial kita
mampu memecahkan masalah
sosial yang terjadi serta
mampu memahami dan mengerti
perilaku masyarakat.
Mengapa demikian?
Rancangan Metode
Penelitian Sosial
Penentuan topik
penelitian
Perumusan
masalah
Rancangan
penelitian sosial

Lantas apa itu penelitian sosial? Dalam penelitian sosial, masalahmasalah
yang ingin diperoleh jawabannya adalah masalah-masalah
yang berkaitan dengan kehidupan manusia di masyarakat. Dengan
demikian, penelitian sosial adalah suatu metode analisis situasi dan
merumuskan pelbagai masalah sosial dengan maksud untuk
menemukan aspek-aspek yang baru, memahami sebab musabab
beserta interelasinya, mengoreksi, mengadakan verifikasi dan
memperluas pengetahuan yang semuanya sangat diperlukan bagi
pengembangan teori-teori dan tindakan-tindakan praktis.

2. Macam-Macam Penelitian Sosial
Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak pula
masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila banyak penelitian sosial dilakukan untuk
mencari solusi yang tepat. Kenyataan ini mendorong munculnya
berbagai macam penelitian sosial, seperti penelitian dipandang dari
sudut tujuannya, penelitian dilihat dari pendekatan yang digunakan,
dan penelitian berdasarkan pembahasan masalah. Kesemua bentuk
penelitian ini pada intinya mempunyai tujuan yang sama, yaitu
mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah sosial.
Pada pembahasan ini, kita akan mempelajari dan mengkaji setiap
bentuk dari penelitian sosial. Barangkali kamu telah mengenal satu
dari bentuk penelitian sosial tersebut? Cobalah ungkapkan di depan
kelas!
Dilihat dari tujuannya, penelitian sosial dibedakan menjadi lima
macam yaitu:
a. Penelitian Eksploratif (Explorative Research)
    Penelitian eksploratif (explorative research) adalah jenis
    penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu 
    pengetahuan baru yang sebelumnya belum ada.
    Misalnya, penelitian tentang etos kerja masyarakat suku
    Dayak di pedalaman Kalimantan.
b. Penelitian Deskriptif
    Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
    bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih detail
    mengenai gejala atau fenomena. Penelitian ini bisa
    juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian
    eksploratif. Contoh, penelitian tentang kemiskinan di
    suatu daerah.
c. Penelitian Eksplanatif
    Penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian yang
    bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang
    mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir
    dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan
    sebab akibat. Contoh, penelitian tentang hubungan antara interaksi
    keluarga dengan kenakalan anak.
d. Penelitian Verifikatif (Verificative Research)
    Penelitian verifikatif (verificative research) adalah jenis penelitian
    yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian
    Penelitian sosial adalah suatu
    metode analisis dan merumuskan
    berbagai masalah sosial dengan maksud untuk
    menemukan aspek-aspek yang baru, memahami sebab
    musabab beserta interelasinya, mengoreksi mengadakan
    verifikasi bagi pengembangan teori-teori.
e. Penelitian Pengembangan (Development Research)
    Penelitian pengembangan (development research) adalah jenis
    penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan, memperluas,
    dan menggali lebih dalam sebuah teori yang dimiliki oleh ilmu
    tertentu. Melalui penelitian-penelitian ini tercipta teknologiteknologi
    baru yang akhirnya dikenal dengan R dan D (Research
    and Development).
    Namun, apabila kita melihat dari sudut pendekatan yang
digunakan, penelitian sosial dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
a. Penelitian Survei
    Penelitian survei adalah penelitian yang digunakan untuk
    mengambil suatu generalisasi dari suatu pengamatan terbatas
    menjadi kesimpulan yang berlaku umum bagi populasi. Penelitian
    survei dapat juga dilakukan terhadap populasi secara keseluruhan,
    yang biasa disebut dengan sensus. Contoh, sensus
    jumlah penduduk di suatu kota.
b. Penelitian Expost Facto
    Penelitian expost facto adalah penelitian yang dilakukan untuk
    meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke
    belakang melalui data untuk menemukan faktor-faktor yang
    mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
    peristiwa yang diteliti. Penelitian jenis ini menggunakan logika
    dasar jika ”X” maka ”Y”. Contoh, penelitian tentang interaksi dalam
    keluarga terhadap kenakalan anak atau penelitian status sosial
    ekonomi terhadap partisipasi dalam masyarakat.
c. Penelitian Eksperimen
    Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
    menemukan hubungan sebab akibat antarvariabel dengan cara
    melakukan kontrol langsung terhadap faktor penyebab. Dengan
    demikian, penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama
    dengan penelitian expost facto yaitu jika ”X” maka ”Y”. Hanya saja
    dalam penelitian eksperimen seorang peneliti bisa merancang dan
    merekayasa objek yang akan diteliti. Contoh, penelitian dampak
    lampu terhadap semangat kerja buruh di suatu pabrik.
d. Penelitian Kualitatif
    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami
    kejadian sosial berdasarkan pandangan-pandangan subjektif dari
    para pelaku. Penelitian jenis ini menganggap masyarakat adalah
    kumpulan dari individu-individu manusia sebagai subjek.
    Berbeda dengan penelitian-penelitian jenis lain yang memandang
    manusia yang diteliti sebagai objek. Dalam penelitian kualitatif,
    kelompok yang teliti dipandang sebagai manusia yang mempunyai
    ekspresi, perasaan, emosi, dan pandangan yang tidak mudah
    diungkap dengan angket. Oleh karena itu, penelitian jenis ini
    mengandalkan teknik wawancara mendalam (depth interview)
    dalam penggalian datanya. Contoh, penelitian tentang peranan
    ibu dalam sebuah keluarga.
Berdasarkan manfaatnya
penelitian dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
1. Penelitian murni, yang
manfaatnya dirasakan
untuk waktu yang lama
dan biasanya hanya dirasakan
bagi peneliti
sendiri.
2. Penelitian terapan, yang
manfaat penelitian dapat
dirasakan oleh berbagai
kalangan.

Berdasarkan dimensi waktunya
penelitian dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Penelitian cross-sectional,
adalah penelitian
yang dilakukan dalam
satu waktu tertentu.
2. Penelitian longitudinal,
adalah penelitian yang
dilakukan lebih dari dua
kali penelitian dengan
topik atau gejala yang
sama.

e. Content Analysis
Content analysis adalah penelitian yang dilakukan dengan maksud
menggali isi dan maksud pesan-pesan yang terkandung pada
bahan-bahan atau sumber tertentu, kemudian memberi makna
pada pesan yang terkandung di dalamnya untuk menggambarkan
gejala sosial yang terjadi. Sumber data dalam penelitian ini berupa
benda-benda hasil karya manusia seperti buku, nyanyian, lukisan,
puisi, surat kabar, pidato, dan lain-lain.

EKONOMI

Pembangunan Ekonomi
1. Pengertian
Sebelum tahun 1970, pembangunan diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang. Dalam pengertian tersebut pembangunan
semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi sehingga pembangunan
yang dilaksanakan hanya mengedepankan pembangunan bidang ekonomi
dan mengesampingkan pembangunan bidang lainnya. Hasilnya memang
terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun tidak disertai dengan
perbaikan taraf hidup sebagian besar masyarakat, justru tingkat kemiskinan
absolut semakin tinggi, ketimpangan pendapatan semakin mencolok, jumlah
pengangguran semakin besar, dan utang luar negeri yang semakin
membengkak.
Sekarang ini pengertian pembangunan sudah jauh lebih berkembang.
Penekanannya tidak hanya pada bidang ekonomi. Salah satunya seperti
dikemukakan Todaro (2000) bahwa pembangunan merupakan suatu proses
multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas
struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di
samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Dari dua pengertian pembangunan di atas tentunya kalian dapat
melihat perbedaannya, bukan?

2. Tujuan
Jika kalian melakukan sesuatu tentunya memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya, kamu menuntut ilmu setiap hari karena ingin meraih
prestasi belajar yang terbaik. Demikian juga dengan negara dalam melakukan
pembangunan tentunya memiliki tujuan yang ingin diwujudkan untuk
rakyatnya, yaitu
   a. meningkatkan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam
       barang kebutuhan pokok hidup, seperti pangan, sandang, papan,
       kesehatan, pendidikan, dan keamanan;
   b. meningkatkan standar hidup, yang meliputi peningkatan pendapatan,
       penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas
       pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan
       kemanusiaan sehingga selain secara materiil meningkatkan
       kesejahteraan masyarakat, juga menumbuhkan jati diri sebagai pribadi
       dan bangsa;
   c. memperluas pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu
       serta bangsa secara keseluruhan dengan membebaskan diri dan bangsa
      dari sikap menghamba dan ketergantungan terhadap orang lain atau
      bangsa lain.
Dengan demikian, pembangunan memiliki tiga nilai inti, yaitu
a. kecukupan, artinya kemampuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan
    dasar;
b. jati diri, artinya menjadi manusia yang seutuhnya;
c. kebebasan dari sikap menghamba, artinya kemampuan untuk
    menentukan pilihan sendiri.
Untuk lingkup internasional, pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB pada
tahun 1990 telah disusun tujuan pembangunan internasional atau dikenal
dengan tujuan pembangunan milineum, yang berlanjut dengan
penandatanganan Deklarasi Milenium (The Millennium Declaration) pada
tahun 2000 oleh 189 pemerintahan negara-negara anggota PBB, termasuk
Indonesia. Tujuan Pembangunan Milenium adalah komitmen dari komunitas
internasional terhadap pengembangan visi mengenai pembangunan yang
secara kuat mempromosikan pembangunan manusia sebagai kunci untuk
mencapai pengembangan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan dengan
menciptakan dan mengembangkan kerja sama dan kemitraan global.

Adapun Tujuan Pembangunan Milenium (1990-2015) adalah sebagai berikut.
a. Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan
    Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan
    kurang dari 1 US$ sehari dan mengalami kelaparan.
b. Mencapai pendidikan dasar secara universal
    Memastikan bahwa setiap anak laki-laki dan perempuan mendapatkan
    dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
c. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
    Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan
    dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
    tingkatan pada tahun 2015.
d. Mengurangi tingkat kematian anak
    Mengurangi tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun hingga
    dua pertiga.
e. Meningkatkan kesehatan ibu
    Mengurangi rasio kematian ibu hingga 75% dalam proses melahirkan.
f.  Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
    Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan
    gejala malaria dan penyakit berat lainnya.
g. Menjamin keberkelanjutan lingkungan
   1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
       dalam kebijakan setiap negara dan program serta
        merehabilitasi sumber daya lingkungan yang hilang.
   2. Pada tahun 2015 diharapkan jumlah orang yang tidak memiliki
       akses air minum yang layak dikonsumsi berkurang setengahnya.
   3. Pada tahun 2020 diharapkan dapat mencapai perbaikan kehidupan
       yang signifikan bagi sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di
       daerah kumuh.
h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
1. Mengembangkan lebih jauh perdagangan terbuka dan sistem
    keuangan yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan
    manajemen yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan
    tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
2. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara
    tertinggal, negara-negara terpencil, dan kepulauan-kepulauan kecil.
3. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai
    masalah utang negara-negara berkembang.
4. Mengembangkan usaha produktif yang baik dijalankan untuk
    kaum muda.
5. Dalam kerja sama dengan pihak swasta, membangun penyerapan
    keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi
    informasi dan komunikasi.

3. Indikator
    Setiap akhir semester tentunya kalian menerima buku laporan hasil
     belajar yang memberikan gambaran sampai sejauh mana prestasi belajar
yang telah dicapai. Demikian juga dengan pembangunan yang telah
dilakukan oleh suatu negara yang memerlukan indikator yang menggambarkan
secara komprehensif terjadinya pembangunan dan hasil-hasilnya
serta melihat dampak positif atau negatif dari pembangunan tersebut.
Indikator adalah petunjuk yang memberikan indikasi tentang suatu keadaan
dan merupakan refleksi dari keadaan tersebut.
Secara garis besar indikator yang digunakan untuk mengukur
pembangunan meliputi berikut ini.
a. Indikator ekonomi, di antaranya:
    1. laju pertumbuhan ekonomi, yaitu proses kenaikan output per
        kapita dalam jangka panjang;
    2. Produk Nasional Bruto (Gross National Income/GNI) per kapita,
         yaitu pendapatan nasional bruto dibagi dengan jumlah populasi
         penduduk.
b. Indikator sosial, di antaranya:
    1. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI),
        yaitu indeks komposit dari indeks harapan hidup, indeks
        pendidikan (indeks melek huruf dan indeks rata-rata lama
        sekolah), dan indeks standar hidup layak;
    2. Indeks Mutu Hidup (Physical Quality Life Index/PQLI), yaitu indeks
        komposit (gabungan) dari tiga indikator, yaitu harapan hidup pada
        usia satu tahun, angka kematian, dan tingkat melek huruf.

4. Masalah Pokok Pembangunan
Pada dasarnya tujuan dari suatu negara melaksanakan pembangunan
adalah untuk mengatasi atau keluar dari masalah-masalah yang selama ini
dihadapi. Setidaknya ada tiga masalah pokok yang dihadapi oleh suatu
negara, terutama negara sedang berkembang dan negara terbelakang yaitu
kemiskinan, ketimpangan dalam distribusi pendapatan, dan pengangguran.
a. Kemiskinan
    Masalah kemiskinan merupakan masalah bagi setiap negara.
    Masalah kemiskinan mendorong setiap negara untuk melakukan
    pembangunan. Masalah kemiskinan ini harus diatasi karena memiliki
    dampak yang sangat luas bagi kehidupan seseorang ataupun suatu
    bangsa, baik dari dimensi ekonomi maupun nonekonomi.
b. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan
    Masalah kemiskinan seringkali dihubungkan dengan masalah
    ketidakmerataan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang
    terus-menerus tidak selalu dapat mengurangi tingkat kemiskinan atau
    pertumbuhan ekonomi tidak berkorelasi positif dengan distribusi
    pendapatan. Ketimpangan distibusi pendapatan membuat jurang si
    kaya dan si miskin semakin curam yang mengakibatkan terjadinya
    kecemburuan sosial dan berpotensi untuk memicu terjadinya berbagai
    tindakan kriminal.
c. Pengangguran
    Ketenagakerjaan dalam Pembangunan Ekonomi 15
    Masalah pengangguran merupakan masalah pokok dan bersifat
    jangka panjang yang harus dihadapi oleh suatu negara. Sekalipun suatu
    negara memiliki pengangguran sama dengan nol atau negatif, belum
    tentu negara tersebut tidak memiliki masalah pengangguran karena
    pengangguran itu sendiri memiliki banyak kategori.
d. Inflasi
    Terjadinya kemerosotan nilai uang akibat jumlah uang yang
    beredar terlalu banyak sehingga memicu kenaikan harga barang-barang
    akan berdampak pada menurunnya pendapat riil orang-orang yang
    berpenghasilan tetap sehingga daya belinya ikut menurun. Penurunan
    daya beli masyarakat akan berdampak pada dunia usaha, karena
    perusahaan akan mengurangi kapasitas peroduksinya, atau bahkan
    menghentikan produksinya. Akibatnya terjadi PHK yang akan
    meningkatkan jumlah pengangguran. Inflasi yang tinggi juga membawa
   dampak pada meningkatnya suku bunga, yang akan membuat
   perbankan terpuruk. Itulah mengapa inflasi termasuk ke dalam masalah
   pokok pembangunan, sebab inflasi yang meningkat tajam akan
   menganggu kestabilan perekonomian nasional.

5. Hambatan-hambatan dalam Pembangunan
Dalam melaksanakan pembangunan, suatu negara tidak terlepas dari
berbagai hambatan. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam proses
pembangunan, antara lain sebagai berikut.
a. Perkembangan penduduk yang tinggi dengan tingkat pendidikan
    (pemilikan ilmu dan pengetahuan) yang rendah. Perkembangan
    penduduk yang tinggi dapat menjadi penghambat dalam proses
    pembangunan manakala tidak disertai kompetensi yang dibutuhkan
    untuk dapat menghasilkan dan menyerap produksi yang dihasilkan.
    Perkembangan penduduk yang tinggi juga menyebabkan tingkat
    kesejahteraan masyarakat tidak mengalami pertambahan yang berarti,
    bahkan dalam jangka panjang dapat menurun.
b. Perekonomian yang bersifat dualistik. Perekonomian yang bersifat
    dualistik merupakan hambatan bagi proses pembangunan karena
    menyebabkan produktivitas berbagai kegiatan produktif sangat rendah
   dan usaha-usaha untuk mengadakan perubahan sangat terbatas, di
   antaranya dualisme sosial dan dualisme teknologi.
c. Pembentukan modal yang rendah. Tingkat pembentukan modal yang
    rendah merupakan hambatan utama dalam pembangunan ekonomi.
    Pembentukan modal di negara sedang berkembang, seperti lingkaran
    yang tidak memiliki ujung pangkal, produtivitas yang rendah
    mengakibatkan pendapatan riil juga rendah sehingga tingkat tabungan
   dan tingkat investasi juga rendah, dengan demikian, pembentukan
   modal yang terjadi juga rendah.
d. Struktur ekspor yang didominasi ekspor bahan mentah. Struktur ekspor
    berupa bahan mentah hasil industri primer (pertanian, pertambangan,
    dan kehutanan) lebih banyak merugikan karena permintaan atas bahanbahan
    mentah lebih inelastis daripada permintaan barang-barang
    industri. Akibatnya, volume ekspor cenderung lebih lambat daripada
    volume impor sehingga dalam jangka panjang akan berdampak negatif
    terhadap neraca pembayaran. Hal ini tentu saja dapat menghambat
    proses pembangunan.
e. Proses sebab akibat kumulatif. Hambatan lain dalam proses
    pembangunan disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan oleh
    daerah yang sudah lebih maju. Keadaan-keadaan yang menghambat
    pembangunan ini disebut back wash effect, di antaranya:
    1. perpindahan penduduk dari daerah miskin ke daerah yang lebih
        maju, umumnya penduduk yang pindah lebih muda dan memiliki
        pendidikan yang lebih baik serta etos kerja yang tinggi daripada
        penduduk yang tetap tinggal di daerah miskin;
    2. karena kurangnya permintaan modal di daerah miskin dan modal
        akan lebih terjamin dan menghasilkan pendapatan yang lebih
        tinggi di daerah yang sudah lebih maju maka modal akan lebih
        mengalir ke daerah yang lebih maju;
    3. pola perdagangan dan kegiatan perdagangan terutama didominasi
        oleh industri-industri di daerah yang lebih maju, yang
        menyebabkan daerah miskin mengalami kesukaran dalam
        mengembangkan pasar hasil industrinya sehingga memperlambat
        perkembangan di daerah miskin;
    4. jaringan transportasi dan komunikasi di daerah maju yang jauh
        lebih baik daripada daerah miskin menyebabkan kegiatan
        produksi dan perdagangannya dapat dilaksanakan lebih efektif
        dan efisien.